FOLLOW TWITTER

WELCOME TO MY BLOG,HOPE YOU ENJOY THE PRESENTATION OF ARTICLES AND INFORMATION AVAILABLE,IF YOU WOULD LIKE TO COPY THIS BLOG ARTICLE SPECIFY THE SOURCE,FOLLOW TWITTER @diazkp & @ChitUM_UG,THANK YOU.

Senin, 21 November 2011

Kepemimpinan Dalam Organisasi

Kepemimpinan dalam organisasi adalah suatu pemikiran dari setiap individu untuk mewujudkan kemajuan organisasi bersama dengan pemikiran yang solid dari setiap individu.






Tipe-Tipe dalam kepemimpinan yaitu:


1.TIPE OTOKRATIK

>Adalah tipe kepemimpinan yang egois dan otoriter
yang bisa dijelaskan bahwa sifat yang otoriter berarti seseorang yang berjiwa pemaksa kehendak dirinya sendiri jadi apa yang dia kehendaki harus dibenarkan atau dipatuhi,sampai-sampai orang lian dibuatnya tidak mempunyai pilihan yang ia ajukan.

2.TIPE PATERNALISTIK

>Pemimpin yang hanya ada dilingkungan tradisional.

3.TIPE KHARISMATIK

>Pemimpin yang mempunyai daya tarik kharismatik tersendiri sehingga membuat dan menimbulkan simpati didalam organisasi dan kharismatik membuat organisasi menjadi lebih respect dan nyaman.

4.TIPE LAISSEZ FAIRE

>Pemimpin yang berpandangan bahwa organisasinya akan berjalan dengan lancar dan baik-baik saja karena anggotanya yang terdiri dari orang-orang dewasa yang memiliki tujuan organisasi.

5.TIPE DEMOKRATIK

>Kebanyakan tipe ini adalah tipe pemimpin yang disegani tapi bukan untuk ditakuti karena melakukan setiap individu dengan cara manusiawi dan sewajarnya juga menjunjung tinggi harkat martabat manusia.




Dari semua tipe-tipe kepemimpinan diatas terdapat teori-teori yang dimiliki oleh setiap pemimpin,yaitu:

@TEORI GENETIC
Teori yang mengatakan bahwa seorang pemimpin akan dijadikan pemimpin hanya dari bakat dari lahir.

@TEORI SOSIAL

Teori yang mengatakan bahwa seorang yang akan menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan itu.

@TEORI EKOLOGIS

Teori yang mengatakan bahwa setiap orang akan menjadi pemimpin bila pada waktu lahir telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan bakat itu kemudian dikembangkan dan diasah dari pendidikan yang baik dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan.

Selasa, 08 November 2011

Organisasi

Organisasi sebagai alat dalam arti abstrak untuk merealisir, apa yang menjadi keputusan starategik yang ditetapkan, maka mau tidak harus mengikuti atas perubahan lingkungan yang digerakkan oleh kekuatan kepemimpinan untuk hidup dan bertahan dalam abad 21, oleh karena itu, organisasi sebagai alat  dimanifestasikan terutama dalam hubungan dua faktor yang disebut dengan fleksibilitas disatu sisi dan disisi lain adalah dapat tidaknya dikontrol

Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.
 
Struktur Sederhana

Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama.Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas.

Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak

Birokrasi

Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.

Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik subunit, karena tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi.Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan

Struktur Matriks

Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.

Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk departementalisasi: fungsional dan produkKekuatan departementalisasi fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan produk. Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran. Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan. Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran.Lebih jauh, departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan kegiatan.Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.

Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan -manajer departemen fungsional dan manajer produk. Karena itulah matriks memiliki rantai komando ganda.


TUJUAN ORGANISASI

Menetapkan Tujuan Organisasi Tujuan membantu menentukan organisasi Anda, memberikan arah dan menghindari kekacauan. Tujuan dapat membantu memotivasi anggota dengan mengkomunikasikan apa organisasi ini berjuang untuk serta menyediakan dasar mengakui prestasi dan keberhasilan. Organisasi yang tujuan yang ditetapkan lebih efektif dalam merekrut anggota. 

Ada tiga tingkatan organisasi mendefinisikan’s prioritas Anda: 
1. Tujuan atau Misi adalah umum, pernyataan luas yang menceritakan mengapa organisasi Anda ada: biasanya tidak berubah dari tahun ke tahun dan sering pernyataan pertama dalam konstitusi Anda. 
2. Tujuan adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang organisasi Anda ingin capai, yang berasal dari Anda tujuan atau misi. Tujuan adalah ujung ke arah mana usaha Anda akan diarahkan dan sering berubah dari panjang untuk istilah atau tahun ke tahun, tergantung pada sifat kelompok. 
3. Tujuan adalah deskripsi dari apa yang harus dilakukan, berasal dari tujuan; spesifik yang jelas laporan tugas terukur yang akan dicapai sebagai langkah ke arah mencapai tujuan Anda. Mereka bersifat jangka pendek dan memiliki batas waktu. Menetapkan Tujuan Bersama Tetapkan tujuan sebagai sebuah kelompok. Hal ini menciptakan banyak hasil positif karena orang akan mendukung dan bertanggung jawab untuk apa yang mereka membantu menciptakan. 
Anda dapat mengharapkan: 
1. komitmen yang lebih besar dan motivasi antara petugas dan anggota untuk membantu mencapai tujuan. 
2. Lebih jelas pemahaman tentang tujuan dan alasan untuk memilih mereka.
3. Dengan ide-ide semua orang dan pendapat dipertimbangkan, tujuan Anda akan mewakili konsensus kelompok bukan dari satu orang pendapat. 

Langkah-langkah untuk Menetapkan Tujuan & Sasaran
1. Brainstorm daftar sasaran potensial sebagai sebuah kelompok. 
2. Pilih dari daftar brainstorming orang yang Anda ingin bekerja di. 
3. Prioritaskan. 
4. Tentukan tujuan untuk setiap tujuan dan rencana aksi untuk tujuan masing-masing. (Ingat ada dapat beberapa tujuan untuk setiap tujuan). 
5. Pindah ke dalam tindakan, menindaklanjuti. (Banyak kelompok gagal untuk mengevaluasi dan merevisi,

Senioritas

Senioritas, berasal dari kata senior, atau yang lebih tua. Bisa lebih tua atau lebih tinggi jabatannya. Biasanya kita mendapat kata senioritas sejak duduk di bangku SMP, saat MOS pertama kali diperkenalkan. Mulai menakutkan ketika SMA, bukan hanya tugas berat yang diberikan, tapi perpeloncoan yang ditujukan untuk memperkuat mental katanya juga diberikan. Bermacam - macam cerita tentang kesenioritasan bisa dengan mudah didapatkan ketika SMA. Kelas satu dipelonco, kelas dua menjajajh, kelas 3 jadi raja. Haha. Saya tersenyum geli menjelajahi masa - masa putih abu yang absurd. Iya, seabsurd kesenioritasan. Anak kelas satu, dengan baju ketat, rok agak mini, senyum manja,dan berhasil diantar pulang oleh anak kelas 2 atau kelas 3, dapat dipastikan esok harinya ia bakal dikerubung oleh macan* seniorita :p Ada yang bilang itu untuk melatih mental, tapi tidak banyak yang membantah bahwa kesenioritasan mereka karena balas denda, iri, dengki, dan ikut*an teman.
Jujur, jaman SMA saya males untuk ikut*an seperti. Saya lebih suka “berladang” ehm..membrondong maksutnya. Tapi, kembali lagi kepada kesenioritasan. Anak - anak kelas 2 atau 3 gatal tangannya jika melihat cowok anak kelas 1 mengtarkan pulang si tuan putri yang sudah duduk di bangku kelas 2 atau 3. Maka, esoknya, pipinya akan berubah warna menjadi ungu kebiru - biruan. Aahh…semua - semua disenioritaskan. Belum kalau anak kelas satu udah masuk ke kantinyya anak kelas 3 dan membiarkan si senior tidak mendapatkan tempat duduk. Wahh.masuk kandang singa ibaratnya.
Memasuki bangku kuliah, bukan berarti senioritas menghilang, tapi menggila. Beberapa saat yang lalu, saya mendapat kabar bahwa Ketua Himpunan Mahasiswa Sebuah Jurusan DI Jogja di DO. bukan hanya dia, tapi ketua jurusan juga dicopot dari pangkatnya. Karena ada seorang mahassiswanya yang mneinggal ketika diadakan Makrab. Surpsising? Enggak! Liat aja IP*N, betulang kali dengan kasus yang sama. Yah…speerti itulah senioritas mahasiswa. Udah gede, jadi udah bisa main fisik. Kembali lagi si ke kita, dengan segala kesenioritas itu. Semoga si anak baru esok* bisa mengambil himah positif dari kesenioritasan *meski susah* dan tidak ada niatan untuk dengki, iri, ataupun balas dendam pada juniorny esok

Dampak Positif

Sebagian orang menganggap senioritas itu tidak ada dampak positifnya. Pendapat itu tidak disalahkan. Tapi senior yang melakukan senioritas itu pasti ada tujuan mengapa ia melakukan senioritas. Dampak positif dari senioritas, yaitu
a. Mendidik juniornya agar tidak melanggar peraturan di tempat barunya.
b. menghormati orang yang lebih tua
Tapi, banyak senior yang menyalahgunakan posisinya sebagai senior. Mereka menganggap kalau mereka senior mereka berhak menghukum/menyuruh juniornya melakukan hal yang tidak baik dan mereka malah menganggap hal itu mungkin menyenangkan dan menikmati hal itu. Dikatakan menyenangkan karena mereka dapat melakukan hal yang semena-mena terhadap junior yang notabane tidak mungkin melawan seniornya jika tidak ingin mendapat hukuman/perintah yang lebih berat lagi, jadi, mereka melakukan terpaksa melakukan walaupun mereka sebenarnya tidak suka dari pada mendapat hukuman yang lebih berat lagi.

 
Dampak Negatif

Senioritas tentu saja membawa banyak dampak negatif. Terkadang orang mendengar kata “senioritas” sudah langsung berpikir banyak dampak negatifnya. Di bawah ini adalah beberapa dampak negatif dari senioritas, yaitu
a. Senior sering memberi perlakuan semena-mena yang mungkin saja melanggar HAM. Tapi mereka tidak peduli.
b. Melanggar HAM dan bersifat menganiaya yang lebih lemah.
c. Membuat rasa takut junior
d. Mungkin terjadi hal yang tidak diinginkan
e. Memberi kesan yang buruk pada sekolah yang senioritasnya tinggi
f. Rantai senioritas
g. Dll.
Senior kadang memberi perlakuan yang semena – mena kepada juniornya. Hal ini mungkin dikarenakan sang senior sangat kesal terhadap juniornya yang menurutnya belagu. Dari perlakuan semena – mena itu pastinya akan melanggar HAM dan akan membuat rasa takut junior. Imbasnya bila sang senior memperlakukan junior sudah terlalu berat, akan terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. Dari hal yang tidak diinginkan tersebut, informasi tentang senioritas itu akan menyebar dan membuat nama sekolah tercoreng. Namun, senioritas tidak akan berhenti jika tidak benar – benar dihentikan dan tidak ada rasa dendam di hati. Dll.
 
Solusi Permasalahan

Dari setiap masalah pasti selalu ada jalan atau solusinya. Termasuk dalam kasus senioritas ini. Untuk menghindari kasus senioritas, di bawah ini kami beri beberapa solusi, yaitu
a. Diputus rantainya senioritas dan junioritas dengan cara :
1) Tidak diadakan lagi masa orientasi siswa yang bersifat kekerasan fisik maupun mental tetapi lebih kepada yang positif
2) Lebih diajarkan mengenai dampak senioritas dan junioritas
3) Senioritas harus memberi contoh yang baik kepada juniornya supaya para junior saat sudah menjadi senior juga berlaku demikian
4) Jangan pernah ada rasa dendam. Karena bila ada rasa dendam, rantai senioritas akan selalu berlanjut
5) Guru harus selalu mengawasi apa saja yang dilakukan senior
6) Memberi penyuluhan dan dampak – dampak dari senioritas di dalam kegiatan belajar mengajar
Itu adalah beberapa solusi dalam permasalahan senioritas. Solusi- solusi ini bila dikerjakan mudah- mudah ampuh untuk menghentika sikap senioritas. Tapi berhentinya senioritas harus ada di dalam hati senior dan junior itu sendiri untuk mengubah sikapnya.
 
Contoh Senioritas

Tentunya banyak contoh – contoh dari senioritas, baik yang sudah diungkap media atau pun belum yang terungkap. Contoh serius dari sikap senioritas, yaitu peristiwa senioritas yang terjadi Institut Pendidikan Dalam Negeri atau IPDN.
Rincinya peristiwa itu terjadi pada tahun 2007. Dikabarkan senioritas yang terjadi sudah kelewat batas yang menyebabkan 4 orang meninggal dunia. Mereka meninggal dunia diduga karena terluka akibat dipukuli oleh para senior mereka. Hal ini menunjukkan bahwa para senior di IPDN telah bersikap semena – mena terhadap para juniornya itu. Tentunya masih banyak lagi contoh senioritas yang lain. Contoh – contoh seperti jangan kita tiru tapi kita jadikan sebagai pelajaran, agar kita tidak menjadi pelaku atau pun menjadi korbannya.

Pendidikan Berkarakter

Sekarang Dunia pendidikan indonesia sedang mengalami yang namanya krisis pendidikan yang berkarakter.Kementerian Pendidikan Nasional kembali menggiatkan wacana pendidikan berkarakteruntuk menuntaskan peliknya masalah pendidikan di Indonesia.

Seakan gagap dan terlena, ketika Pendidikan berbasis berkarakter disisipkan ke kurikulum dan silabus, sebagian pendidik kita kelabakan untuk menentukan pengertian karakter itu sendiri.seperti diketahu bahwa pendidikan saat ini hanya mementingkan  kecerdesan otak namun gagal membentuk siswa yang berkarakter.

Fenomena yang menarik adalah ketika dunia pendidikan asyik menciptakan siswa-siswi cerdas dengan memberikan beban pelajaran super berat dan banyak, padahal dengan beban pelajaran yang tinggi, energi guru dan siswa terbuang percuma karena mereka sadar hanya 5 – 10 % siswa saja yang mampu mengikuti pelajaran dengan baik.

Hal ini tentu menjadi bumerang bagi dunia pendidikan Indonesia karena jelas-jelas mengabaikan 90% siswa dengan kemampuan dibawah rata-rata dan dianggap tidak memiliki nilai akademis tinggi. Bahwa dikatakan bumerang karena siswa dengan nilai akademis rendah dan sedang menempati porsi terbesar di negara Indonesia, maka yang terjadi adalah pendidikan Indonesia menciptakan jurang dikotomi terhadap hak-hak pendidikan yang layak bagi 90% komunitas ini.

Menurut UU no 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter bangsa yang bermartabat. Ada 9 pilar pendidikan berkarakter, diantaranya adalah:
  1. Cinta tuhan dan segenap ciptaannya
  2. Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian
  3. Kejujuran /amanah dan kearifan
  4. Hormat dan santun
  5. Dermawan, suka menolong dan gotong royong/ kerjasama
  6. Percaya diri, kreatif dan bekerja keras
  7. Kepemimpinan dan keadilan
  8. Baik dan rendah hati
  9. Toleransi kedamaian dan kesatuan
Nah, ke-9 karakter itulah yang dapat Bapak dan Ibu guru sisipkan dalam tiap pembelajaran dikelas. Semoga menjadi pencerah dalam menciptakan siswa-siswa berkarakter kuat dan amanah.